Mungkin bagi kita masih bertanya-tanya, apa itu STAND UP COMEDY??? Stand Up Comedy merupakan salah satu genre profesi melawak yang pelawaknya membawakan lawakannya diatas panggung seorang diri, biasanya di depan pemirsa langsung, dengan cara bermonolog mengenai sesuatu topik. Nah orang yang melakukan kegiatan ini disebut KOMIK. read more...
Hai Guys... Sudah beberapa minggu Kipe tidak memposting artikel. Oke, pada kesempatan kali ini Kipe akan berbagi info tentang cara mengaktifkan sambungan data GSM pada Smartphone Andromax. Mungkin bagi kalian yang memakai Andromax seperti saya berfikir kalau kita hanya bisa mengakses internet dengan menggunakan paket data dari Smartfren saja, tapi itu salah. Ternyata ada aplikasi yang bisa mengubah sambungan data Andromax dari CDMA ke GSM, yaitu ANDROMAX TOOL. read more...
AVG Antivirus merupakan salah satu penyedia antivirus yang cukup populer, terutama karena menyediakan antivirus versi gratis dan merupakan salah satu antivirus yang paling banyak di download (di cnet.com), AVG Antivirus Free 2012. Di versi baru ini. read more...
Keselamatan Kerja merupakan salah satu hal yang cukup penting dalam perakitan komputer. Merakit komputer bukanlah pekerjaan yang tanpa resiko. read more...
Sultan Mehmed II atau juga dikenal sebagai Muhammad Al-Fatih merupakan seorang sultan Turki Utsmani yang menaklukkan Kekaisaran Romawi Timur. Mempunyai kepakaran dalam bidang ketentaraan, sains, matematika dan menguasai 6 bahasa saat berumur 21 tahun. read more...
Selamat pagi, masa lalu yang masih tersimpan di hati, eeeaaak udah mirip Wira Nagara kan?? hehehe. Dikesempatan kali ini admin akan berbagi informasi tentang kompetisi SUCI 5. Kompetisi yang diadakan Kompas TV ini menghasilkan banyak sekali komika yang tidak hanya berhasil di dunia Stand Up Comedy, tapi juga ada yang berhasil bermain beberapa film dan FTV, seperti David Nurbiyanto yang bermain di FTV, Abdur Arsyad yang sudah membintangi 2 film, dan juga Babe Cabita dan Fico dan 6 komika lain yang beradu peran di film Comic 8.
Sekarang saya akan membahas tentang hal hal unik yang terjadi di Stand Up Comedy Indoenesia Season 5.
Finalis SUCI 5
Dalam tahap seleksi yang ketat baik di tahap audisi maupun preshow, akhirnya terkumpul 16 Finalis SUCI 5 yang siap bertarung memperebutkan predikat Juara SUCI 5. Finalis SUCI 5 tidak hanya diisi oleh komika-komika muda, tapi juga terdapat juga komika yang bisa dibilang sudah berumur yaitu bang Rahman. Selain itu juga setiap Finalis juga memiliki keunukan masing-masing keunikan masing-masing seperti bang Indra yang merupakan favorit saya memiliki ciri khas materi yang absurd yang katanya bang Dani materinya bikin otak saya rusak, ada juga bang Rahmet yang menceritakan seluk beluk anak STM, bang Dicky yang ngondek, dan masih banyak yang lainnya. Berikut adalah wajah para Finalis SUCI 5 :
Juri SUCI 5
Pada season 5 kali ini, yang menjadi juri adalah bang Raditya Dika, om Indro Warkop, dan mbak Feni Rose yang merupakan satu-satunya wanita di dewan juri. Kritik dari dewan juri dibawakan dengan cara yang humoris, sehingga dari penampilan finalis dari kritikan dewan juri kita dibuat tertawa habis-habisan. Contohnya ketika di Show 13 ketika Kalis menceritakan dirinya sering terkena galer, dewan juri dimulai dari bang Radit sampai om Indro tidak henti-hentinya membahas masalah galer yang tentunya membuat tertawa seisi Balai Kartini berikut foto dari para dewan juri:
Komika Unik Sepanjang SUCI 5
Dicky Difie
Jika kalian yang sering lihat Liga Komunitas Stand Up Comedy dan SUCI 5, mungkin kalian sudah tidak asing lagi dengan komika yang satu ini. Yak, betul dialah Dicky Difie. Komika dari komunitas Stand Up Indo Jakbar ini terkenal dengan ciri khas yang bisa dibilang agak ngondek. Lihat saja ketika komika yang satu ini ketika menyampaikan salam pembuka : "Asslamualaikum Balai Kartiniiiii.......ahaiii' dengan suara yang ngondek. Namun sayang, komika ini harus tersisih di 8 besar. Meskipun begitu, penampilan komika yang satu ini ditunggu-tunggu oleh penggemar Stand Up Comedy, hal itu terbukti ketika di Show 16, respon penonton terhadap komik ini cukup antusias. Selain itu juga di Show 16 dan GrandFinal Dicky bersama Wira Nagara ia membawakan "Improve Comedy" yang tentunya menggelitik perut.
Wira Nagara
Sekarang kita membahas komika yang unik satu ini, dialah Wira Nagara. Komika dari Purwokerto ini juga merupak komik yang unik, hal itu tergambar jelas dari babak audisi sampai dia close mic, dia membawakan materi yang berisikan sajak-sajak yang menusuk hati, aseeek. Oleh karena itu pada waktu itu saya memfavoritkan komik ini sebagai juara. Tetapi langkah dia harus terhenti di babak 10 besar. Meskipun begitu, sama seperti bang Dicky, Penampilan Wira juga ditunggu-tunggu oleh penggemar Stand Up Comedy. Seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya, dia membawakan "Improve Comedy" bersama Dicky yang tentunya menggelitik perut.
Grand Finalis SUCI 5
Indra Frimawan
Oke kita lanjut ke komik yang berhasil menyabet juara 3 SUCI 5. Namanya Indra Frimawan. Sama halnya dengan Dicky, Indra juga berasal dari Stand Up Indo Jakbar. Komik ini juga mengikuti Liga Komunitas. Komik ini membawakan materi bertipe One Liner yang menghasilkan Mind Blowing Comedy. Dengan tingkat kecerdasan yang lebih, ia dapat menghasilkan materi yang absurd dan tidak bisa diduga-duga oleh penonton. Meskipun materi yang ia bawakan terkesan tidak ada pesan moralnya, tapi jika anda pelajari dengan mendalam, maka anda akan menemukan pesan moral di dalam materinya. Seperti "Gue dulu bandel banget. Waktu sekolah, guru gue lewat kupingnya gue pasangin petasan, gue nggak takut soalnya guru gue... murid juga". Bit ini mempunyai makna bahwa guru itu harus seperti murid. Jadi diantara guru dan murid tidak ada kesenjangan sosial. Selain itu, pesan dari komik ini yang paling saya ingat adalah ketika babak Grand Final, ia berkata "Kalau tidak bisa menjadi yang terbaik, jadilah yang paling beda". Hal yang unik lainnya dari komik ini adalah kata temannya ia merupakan tim SAR kalau ada layangan yang putus, selain itu dalam materinya ia bercerita kalau dia berteman dengn benda-benda mati, sebut saya Plastik, Kandang Ayam. Weleeh........
Rahmet Ababil
Yup, sekarang kita membahas tentang sang Runner Up SUCI 5. Siapa lagi kalau bukan Rahmet. Dia berasal dari Jakarta Timur. Dia merupakan komik termuda di SUCI 5 dengan umur 19 tahun. Rahmet adalah lulusan STM jadi di setiap materinya dia, hampir semua membahas anak STM. Ia pernah bercerita kalau ia ikut SUCI 5 untuk memperbaiki citra anak STM menjadi lebih baik. Karena ia lulusan STM, jadi ia memiliki sifat solidaritas yang tinggi yang mengakibatkan emosinya tebal, oleh karena itu Act Out dapat mengalir dengan lancar. Hal yang unik dari komik ini adalah ia suka ganti nama teman-temannya dia menjadi nama yang aneh, sebut saja Kolai, Pape, Ucup Bengsin, bahkan nama gurunya juga diganti, nama bagus-bagus jadi Congli. Hadeeh...
Muh. Rizki Rakelna (Rigen)
Yohoo, sekarang kita akan membahas sang juara SUCI 5,komik dari Bima yakni Muh. Rizki Rakelna atau biasa dipanggil Rigen. Sama halnya dengan Dicky dan Indra, Rigen juga merupakan komik dari Stand Up Indo Jakbar. Rigen memiliki suara yang merdu, hal itu dibuktikan dengan beberapa kali ia bernyanyi pada saat ia menyampaikan materi. Selain itu, Rigen juga memiliki skill obsevasi yang tinggi, oleh karena itu untuk urusan Roasting, Rigen juaranya.
Perjalanan SUCI 5
Audisi
Untuk tahap audisi Kompas TV mengadakan audisi di beberapa kota besar di Indonesia. Seperti di Pontianak, Makasar, Pekanbaru, Surabaya, Yogyakarta, Bandung, dan Jakarta. Raditya Dika dan Indro Warkop yang menjadi juri. Komik yang lolos dari tahap audisi akan mendapatkan Golden Ticket. Tapi, tidak semua penerima Golden Ticket lolos ke babak berikutnya. Jika peserta yang mendapat Golden Ticket mendapat telepon dari pihak Kompas TV, itulah yang lolos ke babak Pre-Show.
Babak Pre-Show
Dari sekian orang yang yang mendapat Golden Ticket hanya 24 orang yang masuk ke babak Pre-Show. Di babak Pre-Show komik yang lolos akan diseleksi lagi untuk bisa masuk ke babak Show menjadi hanya 16 orang.
Babak Show
16 finalis yang lolos dari babak Pre-Show melanjutkan perjuangannya di babak Show. Babak show diadakan setiap minggu. Dan di setiap minggu pula harus ada yang close mic. Selama beberapa minggu para finalis harus bertarung agar bisa memperebutkan posisi 3 besar yang mengantarkan ke babak Grand Final
Babak Grand Final
Peserta yang lolos ke babak Grand Final hanya 3 orang. Di babak ini Grandfinalis bertarung untuk memperebutkan posisi juara 1,2 dan 3 dan juga mendapatkan hadiah yang menggiurkan. Untuk di SUCI 5 yang menjadi juara 3 adalah Indra Frimawan dan mendapatkan hadiah sebuah Suzuki New Thunder 125, sebuah sepeda dari Wim Cycle dan uang tunai sebanyak Rp. 10.000.000,00. Untuk juara 2 diraih oleh Rahmet dan mendapatkan sebuah Suzuki New Thunder 125, sebuah sepeda dari Wim Cycle dan uang tunai sebanyak Rp. 25.000.000,00. Dan untuk juara 1 diraih oleh Rigen dan mendapatkan sebuah Suzuki New Thunder 125, sebuah sepeda dari Wim Cycle, uang tunai sebanyak Rp. 50.000.000,00 dan sebuah mobil Karimun Auto Gear Shift.
Sekian info yang dapat saya bagikan. Selamat untuk para juara. Untuk Kompas TV tetap menampilkan tayangan yang berkualitas. Saran dari saya mungkin bisa membuat program SUCI Junior buat yang masih duduk di bangku sekolah, supaya saya masih di SMP bisa ikutan, hehehe. Oke, See You Next Time :)
Sultan Mehmed II atau juga dikenal sebagai Muhammad Al-Fatih merupakan seorang sultan Turki Utsmani yang menaklukkan Kekaisaran Romawi Timur. Mempunyai kepakaran dalam bidang ketentaraan, sains, matematika dan menguasai 6 bahasa saat berumur 21 tahun. Dari sudut pandang Islam, ia dikenal sebagai seorang pemimpin yang hebat, pilih tanding, dan tawadhu' setelah Sultan Salahuddin Al-Ayyubi (pahlawan Islam dalam perang Salib) dan Sultan Saifuddin Mahmud Al-Qutuz (pahlawan Islam dalam peperangan di 'Ain Al-Jalut melawan tentara Mongol). Beliau lahir pada 30 Maret 1432 di Edirne, yang saat itu merupakan Ibu Kota Utsmaniyah. Ia merupakan anak dari Sultan Murad II (1404-51) dan Valide Sultan huma Hatun. Sultan Murad II memberikan fasilitas pendidikan yang sangat tinggi dan mengirimkan banyak guru untuk mengajar Mehmed II secara langsung.
Sultan Muhammad al-Fatih memerintah selama 30 tahun. Selain menaklukkan Binzantium, ia juga berhasil menaklukkan wilayah-wilayah di Asia, menyatukan kerajaan-kerajaan Anatolia dan wilayah-wilayah Eropa, dan termasuk jasanya yang paling penting adalah berhasil mengadaptasi menajemen Kerajaan Bizantium yang telah matang ke dalam Kerajaan Utsmani.
Karakter Pemimpin Yang Ditanamkan Sejak Kecil
Muhammad al-Fatih dilahirkan pada 27 Rajab 835 H/30 Maret 1432 M di Kota Erdine, ibu kota Daulah Utsmaniyah saat itu. Ia adalah putra dari Sultan Murad II yang merupakan raja keenam Daulah Utsmaniyah.
Sultan Murad II memiliki perhatian yang besar terhadap pendidikan anaknya. Ia menempa buah hatinya agar kelak menjadi seorang pemimpin yang baik dan tangguh. Perhatian tersebut terlihat dari Muhammad kecil yang telah menyelesaikan hafalan Alquran 30 juz, mempelajari hadis-hadis, memahami ilmu fikih, belajar matematika, ilmu falak, dan strategi perang. Selain itu, Muhammad juga mempelajari berbagai bahasa, seperti: bahasa Arab, Persia, Latin, dan Yunani. Tidak heran, pada usia 21 tahun Muhammad sangat lancar berbahasa Arab, Turki, Persia, Ibrani, Latin, dan Yunani, luar biasa!
Walaupun usianya baru seumur jagung, sang ayah, Sultan Murad II, mengamanati Sultan Muhammad memimpin suatu daerah dengan bimbingan para ulama. Hal itu dilakukan sang ayah agar anaknya cepat menyadari bahwa dia memiliki tanggung jawab yang besar di kemudian hari. Bimbingan para ulama diharapkan menjadi kompas yang mengarahkan pemikiran anaknya agar sejalan dengan pemahaman Islam yang benar.
Menjadi Penguasa Utsmani
Sultan Muhammad II diangkat menjadi Khalifah Utsmaniyah pada tanggal 5 Muharam 855 H bersamaan dengan 7 Febuari 1451 M. Program besar yang langsung ia canangkan ketika menjabat sebagai khalifah adalah menaklukkan Konstantinopel.
Langkah pertama yang Sultan Muhammad lakukan untuk mewujudkan cita-citanya adalah melakukan kebijakan militer dan politik luar negeri yang strategis. Ia memperbarui perjanjian dan kesepakatan yang telah terjalin dengan negara-negara tetangga dan sekutu-sekutu militernya. Pengaturan ulang perjanjian tersebut bertujuan menghilangkan pengaruh Kerajaan Bizantium Romawi di wilayah-wilayah tetangga Utsmaniah baik secara politis maupun militer.
Menaklukkan Bizantium
Sultan Muhammad II juga menyiapkan lebih dari 4 juta prajurit yang akan mengepung Konstantinopel dari darat. Pada saat mengepung benteng Bizantium banyak pasukan Utsmani yang gugur karena kuatnya pertahanan benteng tersebut. Pengepungan yang berlangsung tidak kurang dari 50 hari itu, benar-benar menguji kesabaran pasukan Utsmani, menguras tenaga, pikiran, dan perbekalan mereka.
Pertahanan yang tangguh dari kerajaan besar Romawi ini terlihat sejak mula. Sebelum musuh mencapai benteng mereka, Bizantium telah memagari laut mereka dengan rantai yang membentang di semenanjung Tanduk Emas. Tidak mungkin bisa menyentuh benteng Bizantium kecuali dengan melintasi rantai tersebut.
Akhirnya Sultan Muhammad menemukan ide yang ia anggap merupakan satu-satunya cara agar bisa melewati pagar tersebut. Ide ini mirip dengan yang dilakukan oleh para pangeran Kiev yang menyerang Bizantium di abad ke-10, para pangeran Kiev menarik kapalnya keluar Selat Bosporus, mengelilingi Galata, dan meluncurkannya kembali di Tanduk Emas, akan tetapi pasukan mereka tetap dikalahkan oleh orang-orang Bizantium Romawi. Sultan Muhammad melakukannya dengan cara yang lebih cerdik lagi, ia menggandeng 70 kapalnya melintasi Galata ke muara setelah meminyaki batang-batang kayu. Hal itu dilakukan dalam waktu yang sangat singkat, tidak sampai satu malam.
Di pagi hari, Bizantium kaget bukan kepalang, mereka sama sekali tidak mengira Sultan Muhammad dan pasukannya menyeberangkan kapal-kapal mereka lewat jalur darat. 70 kapal laut diseberangkan lewat jalur darat yang masih ditumbuhi pohon-pohon besar, menebangi pohon-pohonnya dan menyeberangkan kapal-kapal dalam waktu satu malam adalah suatu kemustahilan menurut mereka, akan tetapi itulah yang terjadi.
Peperangan dahsyat pun terjadi, benteng yang tak tersentuh sebagai simbol kekuatan Bizantium itu akhirnya diserang oleh orang-orang yang tidak takut akan kematian. Akhirnya kerajaan besar yang berumur 11 abad itu jatuh ke tangan kaum muslimin. Peperangan besar itu mengakibatkan 265.000 pasukan umat Islam gugur. Pada tanggal 20 Jumadil Awal 857 H bersamaan dengan 29 Mei 1453 M, Sultan al-Ghazi Muhammad berhasil memasuki Kota Konstantinopel. Sejak saat itulah ia dikenal dengan nama Sultan Muhammad al-Fatih, penakluk Konstantinopel.
Saat memasuki Konstantinopel, Sultan Muhammad al-Fatih turun dari kudanya lalu sujud sebagai tanda syukur kepada Allah. Setelah itu, ia menuju Gereja Hagia Sophia dan memerintahkan menggantinya menjadi masjid. Konstantinopel dijadikan sebagai ibu kota, pusat pemerintah Kerajaan Utsmani dan kota ini diganti namanya menjadi Islambul yang berarti negeri Islam, lau akhirnya mengalami perubahan menjadi Istanbul.
Selain itu, Sultan Muhammad al-Fatih juga memerintahkan untuk membangun masjid di makam sahabat yang mulia Abu Ayyub al-Anshari radhiallahu ‘anhu, salah seorang sahabat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang wafat saat menyerang Konstantinopel di zaman Khalifah Muawiyah bin Abu Sufyanradhiallahu ‘anhu.
Apa yang dilakukan oleh Sultan Muhammad tentu saja bertentangan dengan syariat, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“… Ketahuilah, bahwa sesungguhnya umat-umat sebelum kamu telah menjadikan kuburan Nabi-Nabi mereka sebagai tempat ibadah, tetapi janganlah kamu sekalian menjadikan kuburan sebagai tempat ibadah, karena aku benar-benar melarang kamu melakukan perbuatan itu.” (HR. HR. Muslim no.532)
Kekeliruan yang dilakukan oleh Sultan Muhammad tidak serta-merta membuat kita menafikan jasa-jasanya yang sangat besar. Semoga Allah mengampuni kesalahan dan kekhilafannya beliau rahimahullah.
Setelah itu rentetat penaklukkan strategis dilakukan oleh Sultan Muhammad al-Fatih; ia membawa pasukannya menkalukkan Balkan, Yunani, Rumania, Albania, Asia Kecil, dll. bahkan ia telah mempersiapkan pasukan dan mengatur strategi untuk menaklukkan kerajaan Romawi di Italia, akan tetapi kematian telah menghalanginya untuk mewujudkan hal itu.
Peradaban Yang Dibangun Pada Masanya
Selain terkenal sebagai jenderal perang dan berhasil memperluas kekuasaan Utsmani melebihi sultan-sultan lainnya, Muhammad al-Fatih juga dikenal sebagai seorang penyair. Ia memiliki diwan, kumpulan syair yang ia buat sendiri.
Sultan Muhammad juga membangun lebih dari 300 masjid, 57 sekolah, dan 59 tempat pemandian di berbagai wilayah Utsmani. Peninggalannya yang paling terkenal adalah Masjid Sultan Muhammad II dan Jami’ Abu Ayyub al-Anshari
Wafatnya Sang Penakluk
Pada bulan Rabiul Awal tahun 886 H/1481 M, Sultan Muhammad al-Fatih pergi dari Istanbul untuk berjihad, padahal ia sedang dalam kondisi tidak sehat. Di tengah perjalanan sakit yang ia derita kian parah dan semakin berat ia rasakan. Dokter pun didatangkan untuk mengobatinya, namun dokter dan obat tidak lagi bermanfaat bagi sang Sultan, ia pun wafat di tengah pasukannya pada hari Kamis, tanggal 4 Rabiul Awal 886 H/3 Mei 1481 M. Saat itu Sultan Muhammad berusia 52 tahun dan memerintah selama 31 tahun. Ada yang mengatakan wafatnya Sultan Muhammad al-Fatih karena diracuni oleh dokter pribadinya Ya’qub Basya, Allahu a’lam.
Tidak ada keterangan yang bisa dijadikan sandaran kemana Sultan Muhammad II hendak membawa pasukannya. Ada yang mengatakan beliau hendak menuju Itali untuk menaklukkan Roma ada juga yang mengatakan menuju Prancis atau Spanyol.
Sebelum wafat, Muhammad al-Fatih mewasiatkan kepada putra dan penerus tahtanya, Sultan Bayazid II agar senantiasa dekat dengan para ulama, berbuat adil, tidak tertipu dengan harta, dan benar-benar menjaga agama baik untuk pribadi, masyarakat, dan kerajaan.
Semoga Allah membalas jasa-jasamu wahai Sultan Muhammad al-Fatih…
Sumber : 1. http://kisahmuslim.com/muhammad-al-fatih-penakluk-konstantinopel/
Kali ini kita akan bercerita tentang seorang laki-laki mulia dan memiliki peranan yang besar dalam sejarah Islam, seorang panglima Islam, serta kebanggaan suku Kurdi, ia adalah Shalahuddin Yusuf bin Najmuddin Ayyub bin Syadi atau yang lebih dikenal dengan Shalahuddin al-Ayyubi atau juga Saladin. Ia adalah seorang laki-laki yang mungkin sebanding dengan seribu laki-laki lainnya.
Asal dan Masa Pertumbuhannya
Shalahuddin al-Ayyubi adalah laki-laki dari kalangan ‘ajam (non-Arab), tidak seperti yang disangkakan oleh sebagian orang bahwa Shalahuddin adalah orang Arab, ia berasal dari suku Kurdi. Ia lahir pada tahun 1138 M di Kota Tikrit, Irak, kota yang terletak antara Baghdad dan Mosul. Ia melengkapi orang-orang besar dalam sejarah Islam yang bukan berasal dari bangsa Arab, seperti Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Tirmidzi, dan lain-lain.
Karena suatu alasan, kelahiran Shalahuddin memaksa ayahnya untuk meninggalkan Tikrit sehingga sang ayah merasa kelahiran anaknya ini menyusahkan dan merugikannya. Namun kala itu ada orang yang menasihatinya, “Engkau tidak pernah tahu, bisa jadi anakmu ini akan menjadi seorang raja yang reputasinya sangat cemerlang.”
Dari Tikrit, keluarga Kurdi ini berpindah menuju Mosul. Sang ayah, Najmuddin Ayyub tinggal bersama seorang pemimpin besar lainnya yakni Imaduddin az-Zanki. Imaduddin az-Zanki memuliakan keluarga ini, dan Shalahuddin pun tumbuh di lingkungan yang penuh keberkahan dan kerabat yang terhormat. Di lingkungan barunya dia belajar menunggang kuda, menggunakan senjata, dan tumbuh dalam lingkungan yang sangat mencintai jihad. Di tempat ini juga Shalahuddin kecil mulai mempelajari Alquran, menghafal hadis-hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, mempelajari bahasa dan sastra Arab, dan ilmu-ilmu lainnya.
Diangkat Menjadi Mentri di Mesir
Sebelum kedatangan Shalahuddin al-Ayyubi, Mesir merupakan wilayah kekuasaan kerajaan Syiah, Daulah Fathimiyah. Kemudian pada masa berikutnya Dinasti Fathimiyah yang berjalan stabil mulai digoncang pergolakan di dalam negerinya. Orang-orang Turki, Sudan, dan Maroko menginginkan adanya revolusi. Saat itu Nuruddin Mahmud, paman Shalahuddin, melihat sebuah peluang untuk menaklukkan kerajaan Syiah ini, ia berpandangan penaklukkan Daulah Fathimiyyah adalah jalan lapang untuk membebaskan Jerusalem dari kekuasaan Pasukan Salib.
Nuruddin benar-benar merealisasikan cita-citanya, ia mengirim pasukan dari Damaskus yang dipimpin oleh Asaduddin Syirkuh untuk membantu keponakannya, Shalahuddin al-Ayyubi, di Mesir. Mengetahui kedatangan pasukan besar ini, sebagian Pasukan Salib yang berada di Mesir pun lari kocar-kacir sehingga yang dihadapi oleh Asaduddin dan Shalahuddin hanyalah orang-orang Fathimyah saja. Daulah Fathimiyah berhasil dihancurkan dan Shalahuddin diangkat menjadi mentri di wilayah Mesir. Namun tidak lama menjabat sebagai menteri di Mesir, dua bulan kemudian Shalahuddin diangkat sebagai wakil dari Khalifah Dinasti Ayyubiyah.
Selama dua bulan memerintah Mesir, Shalahuddin membuat kebijakan-kebijakan progresif yang visioner. Ia membangun dua sekolah besar berdasarkan madzhab Ahlussunnah wal Jamaah. Hal ini ia tujukan untuk memberantas pemikiran Syiah yang bercokol sekian lama di tanah Mesir. Hasilnya bisa kita rasakan hingga saat ini, Mesir menjadi salah satu negeri pilar dakwah Ahlussunnah wal Jamaah atau Sunni. Kebijakan lainnya yang ia lakukan adalah mengganti penyebutan nama-nama khalifah Fathimiyah dengan nama-nama khalifah Abbasiyah dalam khutbah Jumat.
Menaklukkan Jerusalem
Persiapan Shalahuddin untuk menggempur Pasukan Salib di Jerusalem benar-benar matang. Ia menggabungkan persiapan keimanan (non-materi) dan persiapan materi yang luar biasa. Persiapan keimanan ia bangun dengan membersihkan akidah Syiah bathiniyah dari dada-dada kaum muslimin dengan membangun madrasah dan menyemarakkakn dakwah, persatuan dan kesatuan umat ditanamkan dan dibangkitkan kesadaran mereka menghadapi Pasukan Salib. Dengan kampanyenya ini ia berhasil menyatukan penduduk Syam, Irak, Yaman, Hijaz, dan Maroko di bawah satu komando. Dari persiapan non-materi ini terbentuklah sebuah pasukan dengan cita-cita yang sama dan memiliki landasan keimanan yang kokoh.
Dari segi fisik Shalahuddin mengadakan pembangunan makas militer, benteng-benteng perbatasan, menambah jumlah pasukan, memperbaiki kapal-kapal perang, membangun rumah sakit, dll.
Pada tahun 580 H, Shalahuddin menderita penyakit yang cukup berat, namun dari situ tekadnya untuk membebaskan Jerusalem semakin membara. Ia bertekad apabila sembuh dari sakitnya, ia akan menaklukkan Pasukan Salib di Jerusalem, membersihkan tanah para nabi tersebut dari kesyirikan trinitas.
Dengan karunia Allah, Shalahuddin pun sembuh dari sakitnya. Ia mulai mewujudkan janjinya untuk membebaskan Jerusalem. Pembebasan Jerusalem bukanlah hal yang mudah, Shalahuddin dan pasukannya harus menghadapi Pasukan Salib di Hathin terlebih dahulu, perang ini dinamakan Perang Hathin, perang besar sebagai pembuka untuk menaklukkan Jerusalem. Dalam perang tersebut kaum muslimin berkekuatan 63.000 pasukan yang terdiri dari para ulama dan orang-orang shaleh, mereka berhasil membunuh 30000 Pasukan Salib dan menawan 30000 lainnya.
Setelah menguras energy di Hathin, akhirnya kaum muslimin tiba di al-Quds, Jerusalem, dengan jumlah pasukan yang besar tentara-tentara Allah ini mengepung kota suci itu. Perang pun berkecamuk, Pasukan Salib sekuat tenaga mempertahankan diri, beberapa pemimpin muslim pun menemui syahid mereka –insya Allah- dalam peperangan ini. Melihat keadaan ini, kaum muslimin semakin bertambah semangat untuk segera menaklukkan Pasukan Salib.
Untuk memancing emosi kaum muslimin, Pasukan Salib memancangkan salib besar di atas Kubatu Shakhrakh. Shalahuddin dan beberapa pasukannya segera bergerak cepat ke sisi terdekat dengan Kubbatu Shakhrakh untuk menghentikan kelancangan Pasukan Salib. Kemudian kaum muslimin berhasil menjatuhkan dan membakar salib tersebut. Setelah itu, jundullah menghancurkan menara-menara dan benteng-benteng al-Quds.
Pasukan Salib mulai terpojok, merek tercerai-berai, dan mengajak berunding untuk menyerah. Namun Shalahuddin menjawab, “Aku tidak akan menyisakan seorang pun dari kaum Nasrani, sebagaimana mereka dahulu tidak menyisakan seorang pun dari umat Islam (ketika menaklukkan Jerusalem)”. Namun pimpinan Pasukan Salib, Balian bin Bazran, mengancam “Jika kaum muslimin tidak mau menjamin keamanan kami, maka kami akan bunuh semua tahanan dari kalangan umat Islam yang jumlahnya hampir mencapai 4000 orang, kami juga akan membunuh anak-anak dan istri-istri kami, menghancurkan bangunan-bangunan, membakar harta benda, menghancurkan Kubatu Shakhrakh, membakar apapun yang bisa kami bakar, dan setelah itu kami akan hadapi kalian sampai darah penghabisan! Satu orang dari kami akan membunuh satu orang dari kalian! Kebaikan apalagi yang bisa engkau harapkan!” Inilah ancaman yang diberikan Pasukan Salib kepada Shalahuddin dan pasukannya.
Shalahuddin pun mendengarkan dan menuruti kehendak Pasukan Salib dengan syarat setiap laki-laki dari mereka membayar 10 dinar, untuk perempuan 5 dinar, dan anak-anak 2 dinar. Pasukan Salib pergi meninggalkan Jerusalem dengan tertunduk dan hina. Kaum muslimin berhasil membebaskan kota suci ini untuk kedua kalinya.
Shalahuddin memasuki Jerusalem pada hari Jumat 27 Rajab 583 H / 2 Oktober 1187, kota tersebut kembali ke pangkuan umat Islam setelah selama 88 tahun dikuasai oleh orang-orang Nasrani. Kemudian ia mengeluarkan salib-salib yang terdapat di Masjid al-Aqsha, membersihkannya dari segala najis dan kotoran, dan mengembalikan kehormatan masjid tersebut.
Wafatnya Sang Pahlawan
Sebagaimana manusia sebelumnya, baik dari kalangan nabi, rasul, ulama, panglima perang dan yang lainnya, Shalahuddin pun wafat meninggalkan dunia yang fana ini. Ia wafat pada usia 55 tahun, pada 16 Shafar 589 H bertepatan dengan 21 Febuari 1193 di Kota Damaskus. Ia meninggal karena mengalami sakit demam selama 12 hari. Orang-orang ramai menyalati jenazahnya, anak-anaknya Ali, Utsman, dan Ghazi turut hadir menghantarkan sang ayah ke peristirahatannya. Semoga Allah meridhai, merahmati, dan membalas jasa-jasa engkau wahai pahlawan Islam, sang pembebas Jerusalem.
Sumber :http://kisahmuslim.com/shalahuddin-al-ayyubi/